Investasi
properti memang paling aman dan menguntungkan. Kabar baiknya, pilihan instrumen
investasi ada banyak. Mulai dari apartemen, rumah, dan tanah.
Nah
jika Anda mau investasi
properti dengan dana yang terbatas tentu harus memilih. Apalagi sejak
usia muda yang dananya terbatas tentu
harus memilih instrumen yang harganya terjangkau namun menguntungkan di masa
tua.
Jika
dihadapkan dua pilihan antara rumah dan tanah, mana yang lebih menguntungkan
untuk masa tua? Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu harus mengetahui kelemahan
dan kelebihan dua instrumen investasi ini.
Investasi Tanah VS Investasi Rumah Mana Yang Lebih Menguntungkan?
Sebelum
memutuskan untuk investasi tanah dan rumah serta potensi keuntungannya di masa
depan, sebaiknya pelajari dulu kelebihan dan kelemahan dua instrumen tersebut:
1. Kelebihan dan Kekurangan Investasi Tanah
Kelebihan
memilih instrumen investasi tanah adalah biaya pembeliannya yang lebih murah
dibanding harga rumah. Pasalahnya cuma tanah dan belum ada gedung di atasnya.
Cocoknya
memang investasi tanah ini untuk kalangan milenial yang danaya terbatas dan mau
investasi properti. Misalnya dana Rp 200 jutaan sudah bisa buat beli tanah 100
meter persegi di Yogyakarta, dengan harga per meternya Rp 2 juta.
Nah
untuk peluang pertumbuhan nilai ekonomi tanah per tahunnya berkisar 5% untuk di
wilayah pinggiran. Sementara untuk tanah yang lokasinya strategis di pinggir
jalan bisa lebih dari 10-20 % per
tahunnya.
Oleh
karena itu, supaya margin keuntungannya tinggi maka harus memilih tanah yang
strategis. Dengan konsekuensi biaya
untuk menebus rumah juga tinggi.
Selain
potensi dijual lagi di masa depan, investasi tanah juga bisa menghasilkan
pendapatan pasif. Seperti tanah disewakan kepada pihak lain. Baik untuk lahan
parkir atau bisnis. Namun supaya mudah disewakan harus memilih lokasi tanah
yang strategis.
Ditambah
lagi, tanah tidak perlu dirawat dengan cermat seperti rumah. Alhasil tidak
perlu mengeluarkan biaya perawatan.
Kelemahan
investasi tanah adalah sulit dijadikan sumber penghasilan pasif. Soalnya membutuhkan
tanah yang lebih lebar di wilayah strategis supaya tanah bisa disewakan kepada
pengelola parkir, pebisnis kuliner, dan lainnya. Nah tanah yang besar butuh
modal yang besar juga.
2. Kelebihan dan Kekurangan Investasi
Rumah
Investasi
rumah tentu relatif membutuhkan dana lebih besar dibanding investasi tanah.
Pasalnya beli rumah tentu sekaligus beli tanahnya.
Potensi
keuntungan yang didapat di masa depan pun tinggi. Pertumbuhan nilai ekonomi
rumah pun per tahunnya tinggi. Bisa sampai 10% hingga 20% untuk rumah yang
lokasinya strategis. Jadi dijual lagi 5 tahun mendatang maka rumah menghasilkan
keuntungan besar.
Ditambah
lagi, rumah pun mudah disewakan kepada pihak lain. Baik disewa untuk keluarga, untuk
bisnis, dan kepentingan lainnya. Alhasil bisa lebih mudah mendapatkan
pendapatan pasif dibanding investasi tanah.
Bahkan
ketika rumah yang ditebus besar, maka bisa diubah menjadi bisnis homestay.
Alhasil potensi keuntungan investasi tanah lebih tinggi dibanding dengan tanah.
Nah
kelemahannya adalah harus keluar biaya perawatan rumah. Supaya rumah tetap
terjaga dengan baik kebersihannya.
Kesimpulan: Investasi Properti Sesuai
Bajet
Setelah
membandingkan kelemahan dan kelebihan investasi rumah atau tanah, Anda bisa
membandingkan keuntungan dan kelemahan investasi tanah dan rumah untuk masa
tua.
Dari
penjelasan di atas, tentu beli tanah yang luas di pinggir jalan dan lokasi
strategis adalah kunci supaya bisa disewakan sekaligus bisa dijual lagi di masa
depan. Begitu juga dengan investasi rumah.
Oleh
karena itu, sebelum memilih dua instrumen investasi tersebut mending cek dulu
bajet Anda. Pas buat investasi tanah atau rumah?
Jika
bajet terbatas mending investasi tanah yang lebih terjangkau harganya. Toh
kelak juga menguntungkan. Jika bajet besar mending beli rumah besar yang
strategis. Dijamin lebih menguntungkan ketika dipetik saat masa tua.